Aku sayang sama kamu
Aku pun juga cinta sama kamu
Tapi aku pun mengakui sifat ke-randomanku yang mungkin tidak semuanya baik di mata kamu. Aku mengakui atas semua salah dan silapku yang banyak. Aku yang telah membuat harapan dan cita-citaku untuk hidup bersama kamu menjadi lenyap. Tetapi bukan aku yang memutuskan kita, salah satu diantara kita pada waktu itu yang masih berselimut kecewa atau amarah. Satu sisi lagi diantara kita berdua ada yang tengah bersuka cita karena memiliki sesuatu yang baru, sesuatu yang mengantarkan kebahagiaan. Sehingga tanpa pikir panjang kita berakhir dengan ironi.
Aku tidak ingin pisah dengan kamu, tetapi waktu itu kelihatannya kamu berbicara berterus terang kepadaku perihal lelah dan letihnya kamu menjalani hubungan.
Lalu tiba-tiba satu hal yang membuatku bingung dan terheran-heran adalah tentang instagramku yang tiba-tiba di unfollow tanpa sebab dan menghapusku sebagai follower pada IG mu.
Apakah benar ada orang lain yang menjelma seperti aku dulu ketika kamu masih bersama yang lama aku katakan “mending putus aja”, apakah benar-benar kamu menemukan orang lain itu dan apakah benar-benar dia mengatakannya juga?
Apakah kamu telah menemukan laki-laki yang kamu percayakan? laki-laki yang kamu tertarik terhadapnya? Apakah kamu juga menemukannya di dalam group yang sama dimana aku waktu itu ada di dalamnya? Apakah dia ada untuk kamu? Adakah wujudnya?
Itulah yang kupikirkan ketika kamu mengucapkan kata pisah dan ditambah melihat instagram yang tanpa sebab tiba-tiba udah terjadi gak tau kapan, mungkin sebelum berantem juga sudah di unfoll?
Tenang, aku tidak menyerang kamu. Ini adalah segudang pertanyaanku yang terus lewat di pikiranku. Sampai detik ini belum terjawab dengan jelas.
Sekarang, bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kamu telah berbahagia? Benarkah perasaanku bahwa kamu telah melupakan aku?
Aku rindu sama kamu, tetapi sepertinya rinduku inilah yang terlarang. Karena sepertinya kamu sudah bersama dengan yang lain. Tapi aku tidak berkeberatan, biar aku tahan rinduku sendiri.
Aku terus mendoakan kamu, jadilah kamu bahagia. Bersuka citalah selalu, cerialah dan riang gembiralah. Langit tidak mampu menampung tangismu dan sedihmu, bumi tak ingin hanyut di kedalaman air matamu.
Semoga kita bertemu di lain waktu, di kesempatan yang kita belum pernah bayangkan. Seandainya kita bertahan, aku percaya cita-cita dan mimpi kita berdua bisa tercapai. Tapi itulah dia ujian untuk kita, dan semoga kita lulus melewati ujian ini dengan baik.
Mungkin kamu telah melewati ujian ini dan tersenyum riang disana bersama dia, atau tersenyum riang gembira karena sudah lupa aku. Aku belum.
Aku masih di dalam ujian ini, barang yang kamu kasih masih tersimpan rapi dan kurawat dengan baik. Dia tidak berdebu. Plastiknya masih menutupi.
Terima kasih untuk semuanya, kamu warna yang indah diantara warna yang sebelumnya ada di hidupku, untuk itulah kamu spesial dimataku. Tidak ada kecacatan dimataku terhadap kamu. Namun maafkanlah aku yang cacat dimata kamu.
Komentar
Posting Komentar